Sejarah
Egyptian Mau
adalah ras kucing domestik tertua yang pernah ada. Kucing Mau dipercaya
merupakan turunan Kucing Liar Afrika (Felis Lybica ocreata). Proses domestikasi
Ras ini diperkirakan sekitar tahun 4000 s/d 2000 sebelum masehi (SM). Orang
Mesir kuno sering menggunakan kucing ini untuk mencari dan berburu burung. Sering
sekali terlihat ukiran di dinding kuil yang menggambarkan kucing Mau sedang
berburu di daerah rawa dan menggigit burung di mulutnya. Hieroglif tertua
bergambar kucing ini dibuat sekitar tahun 2200 SM.
Sekitar tahun
2000 SM, Kucing Mau banyak memegang peranan dalam kebudayaan Mesir kuno. Kucing
ini dipuja sebagai dewa yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan
masyarakat pada saat itu. Ada sekitar 20 dewa dan dewi yang berbentuk kucing.
Pada zaman ini, banyak muncul mitos dan kutukan yang berhubungan dengan kucing.
Kucing yang mati
pada zaman ini dijadikan mumi kemudian dimakamkan. Pemiliknya sekeluarga,
mencukur alisnya sebagai tanda berkabung. Hal menarik lain dari zaman ini,
yaitu hukuman mati bagi seseorang yang menyakiti kucing.
Selama perang dunia
ke dua, Ras Egyptian Mau terancam kepunahan. Kemudian ras ini diselamatkan oleh
seorang putri Rusia yang diasingkan yang bernama Nathalie Troubetskoy. Ketika
sedang berada di Italia, ia mendapatkan seekor kucing Mau dari seorang anak
kecil. Anak kecil tersebut mendapatkannya dari seorang diplomat.
Troubetskoy berusaha mengetahui lebih banyak mengenai kucing tersebut dan
kemudian bertekad mengembangbiakkannya. Banyak dari kucing Egyptian Mau
yang ada sekarang ini merupakan keturunan kucing-kucing Troubetskoy.
Egyptian Mau
pertama kali tampil dalam kontes kucing di AS pada tahun 1957. Sekitar
tahun 1979 CFA mengakui keberadaan ras ini.
Karakteristik
Egyptian Mau
adalah kucing domestik tercepat, mampu berlari dengan kecepatan 36 mph
(58 Km/jam). Ras lain yang dapat berlari cepat juga adalah American
Shorthair yang mampu berlari dengan kecepatan 31 mph (50 Km/jam). Egyptian Mau
adalah kucing sangat kuat bila dibandingkan kucing-kucing lain yang
seukurannya.
Boleh dibilang,
Kucing ini adalah miniatur cheetah. Seperti Cheetah, Mau mempunyai kaki
belakang yang panjang dan kulit yang tipis dan lentur di sekitar perut dan kaki
belakang. Hal ini menyebabkan kaki dapat meregang lebih jauh pada saat berlari.
Egyptian Mau
dianggap sebagai leluhur para kucing yang ada sekarang. Beberapa bentuk
anatomi, perilaku dan sitem metabolisme tubuhnya berbeda dengan ras kucing
lainnya. Mau sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu tubuh mereka lebih tinggi
dibandingkan kucing lainnya. Mereka juga sangat sensitif terhadap obat bius dan
obat-obatan lainnya.
Umumnya masa
kehamilan kucing berkisar antara 59-70 hari. Jarang sekali kucing yang hamil
selama 70 hari. Lainhalnya dengan Egyptian Mau, 73 hari masih terhitung normal.
Kucing Mau
mempunyai suara yang unik. Kadang-kadang mereka mengeluarkan suara mengeong
yang mirip bunyi jangkrik atau suara orang terkekeh seperti pada hyena.
Perilaku lain yang cukup menarik adalah pada saat mereka sedang senang. Mereka
menggerakkan kaki belakang ke atas-bawah seperti menari.
Egyptian Mau murni
sangat jarang. Saat ini diperkirakan ada sekitar 3000 ekor Mau yang terdaftar
di seluruh dunia.
Terdapat lima
warna Egyptian Mau, yaitu : silver, smoke, bronze, black dan pewter
(abu-abu gelap). Untuk keperluan kontes kucing, hanya tiga warna pertama yang
diakui. Semua kucing Mau murni harus mempunyai warna mata hijau. (drh. Neno WS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar